Tidak benar polisi Indonesia ‘menyelundupkan senjata api’ dari Sudan

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum, Sudan, membantah tegas berita di Sudan Tribune yang menyebutkan pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia ditangkap karena menyelundupkan senjata api.
Situs berita itu dalam edisi Jumat (20/01) mengutip Wakil Gubernur Darfur Utara, Mohamed Hasb al-Nabi, yang mengatakan aparat keamanan di Bandara El-Fasher menyita sejumlah besar senjata dan amunisi milik pasukan UNAMID, atau pasukan penjaga perdamaian PBB untuk Darfur, Sudan barat.
Sementara Direktur Bea Cukai Darfur Utara, Asim Hamid, dikutip menyebut bahwa unitnya menangkap ‘pasukan Indonesia karena kepemilikan senjata’.

Namun Fungsi Politik KBRI di Khartoum, Asrarudin Salam, membantah tuduhan itu ketika dihubungi oleh wartawan BBC Indonesia, Liston P Siregar.
“Itu berita di Sudan Tribune tidak benar, kalau anggota pasukan penjaga perdamaian kita di Darfur itu ditangkap. Yang ada dimintai keterangan mengenai siapa yang memiliki senjata itu.'”
“Tapi senjata itu bukan milik pasukan penjaga perdamaian Indonesia karena tidak ada label bendera merah putih, tidak ada nama, tidak ada pangkat di dalam tas yang ditemukan. Dan tas itu terpisah dari bagasi milik pasukan Indonesia, yang sudah dicek, dan di-seal (disegel) oleh oleh tim pemeriksa UNAMID.”
anggaran sekitar Rp 13,3 triliun.
Membantu UNAMID sejak 2007
Sunday Tribune melaporkan bahwa dari tas yang diperiksa, ditemukan 29 senapan Kalashnikov, empat pucuk senjata, enam pucuk senjata GM3, dan 61 pistol jenis beragam, serta sejumlah besar amunisi.
Pasukan penjaga perdamaian Indonesia ikut membantu UNAMID sejak tahun 2007 dengan masa tugas selama setahun sebelum diganti dengan pasukan lain, yang juga asal Indonesia.
Terdapat sekitar 140 personel polisi asal Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian UNAMID, untuk membantu proses perdamaian di Darfur, Sudan barat.
UNAMID merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran dilaporkan mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp 13,3 tirliun dengan kekuatan sekitar 19.000 personel lebih. (Ald)

Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38718471