Inionline.id – Pada tahun 2024 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan elektrifikasi bisa tercapai 100 persen dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.
PLN Cukup optimis cukup optimistis bahwa target akan tecapai tiga tahun lebih cepat dari target awal, yakni 2027.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan agar listrik bisa mengalir ke seluruh daerah butuh tambahan pembangunan infrastruktur kelistrikan, Tambahannya berupa pembangkit listrik sebesar 75.900 MW, transmisi sepanjang 67.785 kilometer sirkit (kms), dan gardu induk berkapasitas 164.544 MVA.
“Kami dorong sehingga tahun 2024 akan tercapai 100 persen,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Selasa malam (24/1).
Tambahan pembangkit tersebut mengacu pada konsumsi listrik masyarakat. Tahun ini, kebutuhan listrik Indonesia bisa mencapai 235 terawatt hours (twh), angka itu akan meningkat menjadi 483 twh pada 2026.
Menurut Nicke, dalam 10 tahun ke depan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan baku Batubara masih mendominasi. Di samping itu, PLN juga terus mengupayakan penggunaan energi baru terbarukan, yang juga masuk dalam program Listrik Desa.
Penggunaan energi baru terbarukan ini akan diutamakan pada wilayah Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua yang belum menikmati listrik secara maksimal. Tahun ini PLN telah menargetkan dapat mengaliri listrik untuk 3.486 desa tahun ini. “Kami gunakan energi baru terbarukan dengan mengutamakan energi lokal,” kata dia.
Di sisi lain, dalam pembahasan revisi RUPTL 2017-2026 ini, Kementerian ESDM meminta PLN memanfaatkan potensi sumber energi daerah setempat untuk mengefisiensikan biaya.
“Sehingga dalam jangka panjang Biaya Pokok Produksi (BPP) akan semakin menurun,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agus Triboesono.
Pemerintah juga meminta PLN fokus untuk mengaliri listrik desa, khususnya wilayah Timur. Kemudian target proyek 35.000 megawatt (MW) tidak boleh mundur. Artinya pada akhir 2019 proses pengadaan untuk mega proyek kelistrikan tersebut sudah harus selesai.
Permintaan lainnya adalah PLN harus membangun pembangkit, jaringan transmisi, dan gardu induk yang sudah ada pada Kebijakan Energi Nasional (KEN). “Sesuai KEN total pembangkit terpasang 2019 70 GW, pada 2025 114 GW,” ujar Agus.
PLN juga dapat membangun PLTU mulut tambang agar tercipta harga listrik murah bagi masyarakat setempat. Apalagi potensi listrik dari mulut tambang menurutnya masih besar di Indonesia. (AN/Net)