Jakarta – Air ketuban merupakan salah satu ‘pelindung’ janin selama kehamilan. Namun pada beberapa ibu jumlahnya berbeda-beda, ada yang terlalu sedikit atau bahkan banyak.
Menurut dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya air ketuban merupakan minum dan hasil kencing sang bayi selama dalam kandungan. Nah jumlah air ketuban pun dapat berbeda pada setiap ibu karena dipengaruhi oleh keadaan sang bayi.
“Misalnya air ketuban sedikit itu artinya ada masalah. Nah, hal yang harus diperhatikan pertama ada cacat janin atau nggak,” kata dr Erza kepada detikHealth baru-baru ini.
dr Erza mengatakan sedikitnya air ketuban pada kandungan berhubungan dengan kelainan sistem perkemihan. Ia memberi contoh bayi dengan ginjal yang tidak terbentuk sehingga tidak dapat buang air kecil.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah riwayat pecah ketuban. Jika sang ibu tidak memiliki riwayat tersebut, dr Erza mengatakan ibu harus berhati-hati bahwa janin bermasalah.
“Lalu yang diperhatikan lagi, usia kehamilannya. Kalau usia hamil 40 minggu itu memang air sudah mulai berkurang. Kenapa? sudah waktunya memang alami seperti itu,” sambung dokter yang juga praktik di RS Pendidikan Universitas Airlangga ini.
Sedangkan untuk air ketuban yang terlalu banyak, dr Erza mengatakan hal tersebut bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem pencernaan janin. Misalnya masalah usus tidak terbentuk dengan sempurna.
“Bayi nggak minum tapi kencing terus jadinya,” pungkas dr Erza.
Oleh karena itu, ia selalu mengingatkan kepada seluruh ibu untuk rajin melakukan kontrol ultrasonografi (USG) agar dapat melihat perkembangan sang bayi.