Inionline.id, Setidaknya 10.000 orang tewas di Yaman dalam konflik antara pemberontak Houthi dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang mendukung pemerintah, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Organisasi itu mengatakan korban tewas ‘menggarisbawahi kebutuhan untuk menyelesaikan masalah’ yang telah berlangsung selama lebih dari 21 bulan.
Sementara itu, seorang utusan PBB bertemu Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi, Senin (16/01) di kota pelabuhan Yaman, Aden.
Konflik antara Houthi yang Syiah dan pemerintah meningkat sejak Maret 2015.
Pasukan yang dipimpin Saudi melakukan intervensi dalam upaya untuk mengembalikan pemerintahan terpilih.
Sejak itu “diperkirakan lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik ini dan hampir 40.000 orang menderita luka-luka,” ujar koordinator badan kemanusiaan PBB untuk Yaman, Jamie McGoldrick.
Dia menambahkan pula jutaan orang di negara itu, yang tinggal di daerah yang terkena dampak langsung pertempuran, menghadapi kekurangan pangan.
“Ada tujuh juta orang yang tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang,” kata McGoldrick.
Utusan PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, mengungkapkan harapannya untuk menghidupkan lagi proses perdamaian sesudah proposal terdahulu tentang pemerintahan persatuan, termasuk penarikan pasukan pemberontak dari ibukota dan kota-kota lain, ditolak oleh Presiden Hadi.
Ahmed akan menyampaikan laporannya kepada Dewan Keamanan PBB bulan ini.
PBB menetapkan konflik di Yaman sebagai krisis kemanusiaan dunia yang terburuk. (AN)
Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38646990