Ada satu kebijakan Donald Trump yang tidak jelas yaitu hak-hak yang kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender, atau LGBT, dan hal-hal seperti kesetaraan perkawinan dan perlindungan dari diskriminasi.
Donald Trump kadang-kadang mengisyaratkan dukungan bagi komunitas LGBT, seperti yang ia lakukan hanya beberapa hari setelah terpilih, dalam wawancara dengan stasiun TV “60 Minutes.”
Pada waktu yang sama, dia memilih seorang Wakil Presiden yang menentang keras hak-hak gay dan memilih calon-calon hakim Mahkamah Agung yang menentang kesetaraan dalam perkawinan. Kekaburan atas dua hal itu membuat Jared Thomas Meyer dan Max Althofer prihatin.
Ketika mereka merayakan ulang tahun pertama pernikahan mereka hanya beberapa hari sebelum pelantikan presiden, mereka khawatir tentang apa yang akan dilakukan pemerintahan Trump terhadap mereka, dan bagi sekitar sembilan juta orang Amerika yang berstatus sebagai LGBT.
“Orang-orang mengatakan Trump tidak peduli tentang LGBT, bahwa ia akan mengatakan hal-hal yang bertentangan atau apapun supaya ia dipilih. Saya merasa tidak nyaman karena dia dikelilingi oleh orang-orang yang akan merampas hak-hak orang seperti kami. Dan dia tidak berusaha menghentikan mereka,”ujar Jared Thomas Meyer yang berstatus sebagai LGBT.
Tetapi Joseph Murray, seorang kolumnis gay yang konservatif dan pendiri grup Facebook “LGBTrump,” masih berharapan baik karena Trump punya pengalaman bisnis yang baik. Ia mengatakan melalui Skype.
“Saya melihatnya begini: Donald Trump adalah salah seorang yang pertama yang membuka klubnya di Florida untuk pasangan gay, yang tidak banyak diberitakan. Ia adalah seorang pengusaha di New York City yang memiliki banyak paparan dan pengalaman dengan orang-orang LGBT. Ia bukanlah seseorang yang meremehkan masalah-masalah yang kami hadapi,” papar Joseph Murray.
Di tengah spekulasi itu, organisasi kelompok-kelompok yang mewakili kaum gay dan lesbian membuat penilaian mereka sendiri atas sikap Trump tentang LGBT.
Gregory Angelo adalah presiden Log Cabin Republicans yang mewakili anggota LGBT dari Partai Republik. Seperti halnya Murray, dia optimis, pemerintahan Trump akan terus memperluas hak-hak LGBT, dan tidak mencabut hak-hak mereka.
Sebuah kelompok advokasi LGBT, Human Rights Campaign yang mendukung Hillary Clinton, bersedia memberi Trump kesempatan itu, tetapi juga akan mengawasinya, ujar Direktur Komunikasinya, Jay Brown.
Jadi mana yang benar? Akankah pemerintahan Trump membatalkan kemajuan yang telah dicapai kaum gay dan lesbian dalam tahun-tahun belakangan ini, atau akan lebih menyempurnakannya dalam empat tahun ke depan?
Sumber : http://www.voaindonesia.com/a/nasib-hak-hak-lgbt-di-bawah-trump/3679139.html