Solopos.com, JOGJA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menganggap kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam pembangunan di Indonesia masih rendah. Hal ini membuat daya saing Indonesia dalam era globalisasi saat ini kurang terlihat.
Hal ini dikatakan Kepala LIPI, Profesor Iskandar Zulkarnain dalam orasi ilmiahnya yang dibacakan oleh Sekretaris Utama LIPI, Siti Nuramallia Priyati di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Sabtu (26/12/2015).
“Kontribusi iptek yang masih rendah ini berdampak pada inovasi dan daya saing bangsa. Daya saing Indonesia saat ini masih berada dalam tahap transisi dari pembangunan berbasis efisiensi sumber daya menuju berbasis inovasi,” kata Iskandar dalam rilis yang diterima Harian Jogja.
Orasi ilmiah yang disampaikan dalam puncak perayaan Milad ke-55 UAD, Iskandar mengatakan bahwa menurut World Economic Forum, daya saing Indonesia cenderung menurun setahun terakhir.
Hal ini berkaitan dengan masih rendahnya kesiapan teknologi. Inovasi teknologi dimulai dari penguasaan ilmu-ilmu dasar, ilmu terapan dan pengembangan yang berakhir dengan produksi dan difusi.
“Dulu, riset dasar dibangun tanpa berpikir hasil akhirnya tapi sekarang sudah berubah. Penelitian dasar juga dituntut untuk menunjukkan kemanfaatannya. Karenanya, penelitian dasar saat ini, meski tidak bisa dimanfaatkan langsung untuk memecahkan masalah praktis, harus bisa menjadi basis dan memberi modal pengetahuan bagi penelitian terapan,” jelas Iskandar.
Iskandar menambahkan yang menjadi aktor utama sistem iptek dalam pengembangan ilmu pengetahuan dasar adalah lembaga riset publik dan perguruan tinggi. Keduanya menjadi penyedia sarana riset-riset dasar yang handal.
“Meskipun tidak dipungkiri, lembaga riset dan perguruan tinggi haruslah juga dapat berperan sebagai aktor dalam mengembangkan ilmu dasar tersebut melalui riset-riset pengembangan. Harapannya menjadikan riset sebagai landasan dalam mengembangkan teknologi,” kata Iskandar.
Rektor UAD, Kasiyarno mengaku pengembangan riset dan teknologi telah menjadi salah satu landasan kegiatan, baik dosen maupun mahasiswa di Kampus UAD. Salah satu contoh bentuk dukungan universitas, pada 2015 ini, UAD sudah membukukan 11 karya hasil penelitian dari dosen dan sudah mendapatkan proteksi perlindungan paten.
“Lewat dibukukan ini kami berharap hasil-hasil penelitian bisa tersebar lebih luas, tidak hanya dikalangan akademisi namun juga masyarakat luas. Ke depan kami sedang dalam proses pengajuan proteksi perlindungan paten untuk empat karya ilmiah lainnya,” ujar Kasiyarno.
Sumber : http://m.solopos.com/2015/12/28/lipi-menganggap-kontribusi-penelitian-di-indonesia-masih-rendah-675015