Rencana Ridwan Kamil Bangun Patimban City dan Subang Smartpolitan, M Ichsan Ingatkan Terkait Tata Ruang Wilayah

Antar Daerah157 views

Bandung, Inionline.Id – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengajak Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Jabar untuk bersama-sama membangun kawasan di Rebana Metropolitan yang diproyeksikan menjadi masa depan ekonomi Jabar dengan 13 kota baru di antaranya Patimban City dan Subang Smartpolitan.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– berujar, pembangunan kota baru akan mengutamakan konsep work, live, and play (bekerja, tinggal, dan bermain) dalam satu kawasan, termasuk perumahan yang tidak berjauhan dengan pabrik.

Menurut Kang Emil, membangun rumah dekat dengan tempat kerja akan menguntungkan tiga pihak: pemilik kota industri, REI, dan para buruh.

“Pemilik kota industri tidak perlu mengeluarkan per kapita bangunanya, sedangkan dari pihak REI tidak perlu mencari tanah karena sudah disesuaikan oleh pengembang kota industri,” ucap Kang Emil saat membuka Musyawarah Daerah ke-12 DPD REI Jabar melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (24/11/2020).

Mendengar hal tersebut, anggota komisi IV DPRD Jawa Barat, Mochamad Ichsan Maoluddin mengingatkan Ridwan Kamil terkait masalah infrastruktur.

Dirinya mencontohkan seperti ruas jalan tol Cisumdawu yang sampai hari ini masih bermasalah khususnya pada RT RW yang artinya rencana tata ruang wilayah.

“Kalau sepanjang itu melanggar maka tidak bisa dilanjutkan tetapi kalau ada kajian naskah akademiknya yang kemudian tidak berdampak pada lingkungan yang membuat masyarakat jadi korban itu sah-sah saja, jadi pembangunan ruas-ruas jalan ke Cisumdawu masalah terbesarnya pembebasan tanah,” ungkap Ichsan.

Lebih lanjut, Ichsan menambahkan bahwa keinginan Jawa Barat dengan bandara kebanggaannya yaitu BIJB Kertajati yang telah menghabiskan anggaran yang cukup besar sementara eksistensinya tidak berlanjut akibat akses jalan Cisumdawu tidak cepat dikerjakan maka disitulah inti permasalahannya.

“Jadi sekarang itu bagaimana agar anggaran yang tidak hanya dari provinsi tetapi melibatkan dari APBN itu untuk membebaskan lahan-lahan khususnya akses Cisumdawu agar bisa dinikmati oleh masyarakat, kalau sekarang mau ke Kertajati sendiri tidak ada akses tol istilahnya, cukup lama dan akhirnya bandara tidak bisa hidup, artinya masalah Cisumdawu ini menjadi agenda antara lingkungan dengan infrastruktur agar bandara tersebut bisa hidup,” tutup Ichsan pada Kamis (03/12/2020).