Pemerintah Diminta Mengevaluasi Program Penanganan Covid-19, Ini Sebabnya

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen. Padahal pemerintah memperkirakan ekonomi nasional terkontraksi hanya minus 3 persen di kuartal III tahun ini.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad meminta kecermatan lebih dari pemerintah dalam membuat proyeksi atas pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan pada persoalan sulit dalam memutus penyebaran virus Covid-19.

“Semua tidak menyangka kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal III kemarin minus 3,49 persen. Jauh lebih tinggi di bandingkan perkiraan pemerintah yang hanya minus 3 persen. Saya kira ini menjadi pertanyaan bahwa apa yang diperkirakan oleh pemerintah, kita perlu melihat sesuatu yang lebih realistis dari apa yang terjadi dan juga melihat angka-angka lebih teliti,” tegasnya dalam Press Conference Indef & Launching Indeks Konsumen Indonesia (IKON-Indonesia), Minggu (8/11).

Padahal, sambung Tauhid, di masa kedaruratan kesehatan ini pemerintah seyogyanya lebih sigap dalam mengevaluasi program yang telah bergulir. Sehingga mendorong percepatan proses pemulihan ekonomi nasional.

“Kita selalu dalam beberapa waktu terakhir sejak BPS melaunching beberapa hari lalu, apakah memang tanda pemulihan ekonomi terjadi atau tidak?. Ataukah memang sebenarnya kita memasuki fase baru yang berbeda dengan sebelumnya?,” paparnya.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini diminta untuk segera mengevaluasi berbagai program penanganan pandemi Covid-19 yang telah bergulir. Menyusul melesetnya target pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kuartal III tahun ini.

“Itu menjadi catatan untuk pemerintah menyiapkan langkah langkah yang diperlukan. Kalau kita lihat sebenarnya belum ada perbaikan,” imbuh dia.

Perkiraan Presiden Jokowi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka minus 3 persen pada kuartal III 2020. Artinya, Indonesia akan mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 5,32 persen di kuartal II 2020.

“Kuartal ketiga ini kita juga mungkin sehari, dua hari ini akan diumumkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), juga masih berada di angka minus. Perkiraan minus 3 naik sedikit,” ujar Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna dari Istana Negara Jakarta, Senin (2/11).

Jokowi mengaku telah meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan untuk menjaga laju investasi kuartal III 2020 agar tak minus di bawah 5 persen. Namun, hal tersebut belum terealisasi.

“Ternyata belum bisa. Oleh sebab itu, agar dikejar di kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021,” ucapnya. [idr]