Teka-teki yang Menjadi Biang Kerok Kericuhan Demo Omnibus Law di Gedung DPRD Jabar

Headline, Nasional457 views

Inionline.id – Aksi demonstrasi di Gedung DPRD Jawa Barat berakhir ricuh pada Selasa (7/10/2020). Selepas Azan Magrib, tindakan massa semakin liar di bawah temaram lampu Jalan Diponegoro petang itu. Massa melempari petugas dengan batu dan petasan, sampai akhirnya bubar setelah dipukul mundur.

Pertanyaan muncul, siapakah gerangan gerombolan yang membuat onar petang itu ? Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya menegaskan bahwa pelaku anarkis bukan berasal dari elemen mahasiswa atau buruh, tetapi dari kelompok lain yang menyusup ke dalam kerumunan demonstran.

Walau pada kenyataannya, pada sore hari ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa yang mendesak pemerintah pusat dan DPR RI untuk mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

“Tadi setelah mahasiswa melakukan demonstrasi, ada massa lain yang datang ke DPRD untuk melakukan unjuk rasa lagi. Diperkirakan dari kelompok lain yang bukan mahasiswa, sehingga mereka tadi dorong-dorongan dengan anggota dan berupaya menguasai gedung dewan, serta penimpukan,” ujar Ulung.

“Bisa kita dorong dan kita pukul mundur dari sekian pelaku kita amankan untuk dilakukan pemeriksaan. Perkembangan dari mana kelompok ini berasal,” imbuh Ulung.

Dalam pengamanan ini, polisi menerjunkan 650 personel untuk mengawal demo yang dilakukan buruh dan mahasiswa. “Buruh selesai, mahasiswa selesai ada lagi kelompok lain di luar mahasiswa, melakukan tindakan anarkis kepada anggota sehingga bisa kita pukul keluar,” pungkasnya.

Seraya membubarkan para demonstran ‘misterius’ yang berupaya melawan balik, petugas pun menangkap 10 orang yang terindikasi kuat melakukan provokasi dan tindakan anarkistis. 10 orang itu ditangkap jajaran Tim Prabu dan Satreskrim Polrestabes Bandung.

“Kemungkinan ada 10 orang yang diamankan oleh Tim Prabu dan reserse, kita akan lakukan pemeriksaan terhadap mereka dan dari kelompok mana mereka berasal,” ujar Ulung.

Kericuhan pecah setelah pengunjuk rasa yang awalnya menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja mulai bertindak anarkistis dengan melemparkan batu dan petasan ke arah petugas.

Pengunjuk rasa pun berupaya menguasai Gedung DPRD Jabar dengan mencoba menjebol pagar besi. Beruntung, massa bisa segera dikendalikan setelah tim Raimas menembakkan gas air mata dan memecah massa ke berbagai arah.

“Pemicunya dari mereka sendiri, mereka melakukan pelemparan dan berupaya memancing petugas untuk melakukan kekerasan. Tetapi anggota tidak terpancing, dengan SOP 1,2,3 akhirnya kita bisa membuat mereka mundur,” katanya.