Rendahnya Angka Kematian Corona di India Masih Menjadi Teka-teki

Internasional157 views

Inionline.id – Angka kematian akibat Corona di India yang lebih rendah dibandingkan negara terdampak lain masih menyisakan teka-teki. Padahal, India telah menjadi negara dengan kasus Corona terbanyak kedua setelah Amerika Serikat (AS).

Sejauh ini, India melaporkan total lebih dari 7 juta kasus Corona, namun total kematiannya lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain yang juga terdampak parah.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (12/10/2020), Kementerian Kesehatan India melaporkan 74.383 kasus Corona dalam 24 jam terakhir. Total 7.053.806 kasus Corona kini terkonfirmasi di wilayah India.

Dalam pengumumannya pada Minggu (11/10) waktu setempat, Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 918 kematian dalam 24 jam terakhir. Total kematian akibat Corona di India kini mencapai sedikitnya 108.334 orang.

Menurut penghitungan Reuters berdasarkan data pemerintah, India mencatat tambahan 1 juta kasus Corona dalam 13 hari terakhir. Associated Press memperkirakan India akan menjadi negara terdampak Corona paling parah dalam beberapa pekan ke depan, melampaui AS yang mencatat lebih dari 7,7 juta kasus Corona.

Perbandingan total kasus Corona dengan total kematian di India membuat para pakar kebingungan, dengan berbagai penjelasan yang muncul menyinggung soal banyaknya populasi muda hingga kekebalan yang diberikan oleh penyakit virus endemik lainnya dan kurangnya jumlah kasus Corona yang dilaporkan.

Dengan total 108.334 kematian akibat Corona, India kini melaporkan angka kematian 1,5 persen dari total kasus positif. Angka kematian di India itu tercatat sebagai angka kematian terendah per 100 kasus positif — rasio kasus-kematian yang diamati — di antara 20 negara yang terdampak Corona paling parah di dunia.

Sebagai perbandingan, AS kini melaporkan angka kematian 2,8 persen. Dengan demikian, jumlah kematian per 100 ribu penduduk di India mencapai 7,73 yang sangat rendah dibandingkan AS yang mencapai 64,74.

Diketahui juga bahwa kebanyakan warga berusia lebih tua yang memiliki penyakit bawaan seperti diabetes dan sakit jantung menjadi target khusus virus Corona. Namun menurut laporan Prospek Populasi Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), India memiliki mayoritas populasi muda dengan usia rata-rata 28,4 tahun.

Sebagai perbandingan, Prancis — melaporkan total 700 ribu kasus Corona dengan lebih dari 32 ribu kematian untuk angka kematian 4,7 persen — memiliki usia rata-rata 42,3 tahun.

Penerapan lockdown ketat oleh pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang membatasi pergerakan secara ketat sejak 25 Maret lalu, juga disinyalir berkontribusi. Lockdown ketat secara nasional itu disebut memberikan waktu kepada India untuk bersiap menghadapi pandemi.

Para pakar menyebut bahwa lockdown ketat mungkin telah membantu para dokter belajar dari pengalaman negara lain. “Banyak protokol pengobatan yang jauh lebih stabil (pada saat itu), baik penggunaan oksigen maupun penggunaan ICU,” sebut profesor kedokteran masyarakat dari Institut Ilmu Kedokteran India di New Delhi, Anand Krishnan, kepada AFP.

Sementara itu, pakar virus T Jacob John dan para pakar lainnya menuturkan kepada AFP bahwa ada kemungkinan penyakit virus lainnya seperti demam berdarah yang mewabah di India, mungkin telah memberikan perlindungan antibodi terhadap virus Corona.

Sementara itu, pakar lain menyebut masuk akal juga bahwa paparan virus Corona ringan lainnya bisa memberikan kekebalan silang. Namun semua pakar menegaskan masih diperlukan banyak penelitian terhadap asumsi ini.

Terakhir, India diketahui tidak menghitung seluruh kematian. Persoalannya adalah lebih banyak kasus parah di daerah pedesaan di mana 70 persen penduduk India tinggal. Banyak kematian di pedesaan yang tidak dicatat, kecuali orang itu pernah dirawat di rumah sakit.

Hal ini banyak ditekankan selama pandemi Corona. Di banyak kota, data penghitungan pemerintah setempat dan angka dari otoritas pemakaman serta krematorium tidak cocok. Para aktivis menuduh beberapa negara bagian India sengaja menyalahkan kondisi lain untuk kematian Corona.

“Sistem pengawasan kematian rutin kita buruk… melewatkan banyak kematian sejak awal,” sebut pakar pengobatan masyarakat di Bangalore, Hemant Shewade, kepada AFP.

Dia memperkirakan hanya satu dari lima kematian yang dicatat dengan penyebabnya. Shewade yang menganalisis data kematian resmi pemerintah India ini, menyatakan bahwa banyak kematian yang diduga akibat Corona yang tidak tercatat.