Pengamat Politik: Isu Putra Daerah Tidak Laku Dijual Di Pilkada Pali

Inionline.id–Pali–Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Menjadi hangat dalam perbincangan di Sosmed dan media daring lainnya, hal demikian mencuat lantaran Paslon yang melawan petahanah Heri Amalindo dan Soemardjono digukirkan menggunakan Isu Primordial guna menjatuhkan lawannya.

Sebelumnya berdasarkan temuin survei SMRC pada tanggal 15 – 19 Juli 2020 terkait isu primordial yang memimpin harus berasal dari putra daerah masih dikatakan relatif rendah hanya 7% sedangkan alasan masyarakat memilih pemimpin yabg tertinggi karena sudah terbukti kerjanya sebanyak 44% dan perhatian terhadap rakyat 23%, hal tersebut diperkuat dengan alasan dengan menunjukan bahwa Daerah Kabupaten Pali sudah lebih maju sejak dipimpin H. Heri Amalindo dan Ferdian Andreas Lacony.

Heri Amalindo sebagai putra daerah Pali dan Ferdian Andreas Lacony yang bukan putra daerah membuktikan Pali kini sudah lebih maju dibanding daerah-daerah lainnya. Padahal Pali sendiri baru mekar tahun 2013 tahun yg lalu.

Hal senada juga dipertegas oleh Lembaga Konsultan Poltik Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid yang menyatakan bahwa isu putra derah tidak memiliki impact yang dominan dalam kemajuan membangun Pali, bahkan akan lebih baik lagi jika Pali bisa menerima suapapun demi kemajuan Kabupaten Pali tapi, dengan catatan dia sudah sangat mengenal Pali secara struktur sosial dan potensi-potensinya.

“Menurut kami Pali akan lebih maju jika dipimpin antara putra daerah dan bukan putra daerah, hal tersebut akan melengkapi pembangunan Pali yang akan datang. Belum lagi secara Geografis dan struktur budaya yang heterogen Kabupaten Pali menjadi daerah yang kaya akan suku dan budaya, belum lagi banyaknya suku-suku di luar Sumatera Selatan (urbanisasi) yang menetap di Kabupaten Pali sudah puluhan tahun sejak masih bagian dari Muara Enim,” jelas Cak Hamid saat diwawancarai awak media, Senin (26/10/20).

Bahkan akan lebih mundur jika Kabupaten Pali yang kaya akan ras, suku, dan budaya dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengerti potensi daerahnya, “Menurut kami pola pikir paslon yang menggembor-gemborkan isu putra daerah malah akan menjadi kontra produktif dan akan membawa kemunduran dan bukan kemajuan,” imbuh Cak Hamid.

Kabupaten Pali bisa dibilang masih belia umurnya dan butuh sentuhan-sentuhan dari luar agar merangsang pertumbuhan baik ekonomi dan sosial, “Karena akan dikatakan daerah itu maju jika daerah itu mandiri secara ekonomi, dan bisa menerima perbedaan ras, suku, dan budaya,” tandasnya. (Red).