Keindahan Pantai Cikidang Pangandaran ‘Ternodai’ oleh Sampah

Antar Daerah357 views

Pangandaran, Inionline.id – Keindahan pantai Cikidang Pangandaran, Rabu (14/10/2020) ternodai. Pantai yang biasanya mempesona dan tenang jika disambangi pada pagi hari, kini berubah total. Sepanjang bibir pantai yang terletak tak jauh dari pelabuhan Cikidang dan gedung akuarium raksana Piamari, dipenuhi sampah.

Tumpukan sampah di pantai Cikidang ini ditengarai merupakan sampah kiriman dari sungai. Curah hujan yang tinggi dan debit air sungai yang besar beberapa hari terakhir, membuat sampah hanyut ke muara sebelum akhirnya menepi di pantai.

“Sudah biasa, kalau sebelumnya ada hujan deras, pasti pantai jadi kotor penuh sampah. Ini sampah dari sungai, lihat saja sampahnya bermacam-macam,” kata Timan (60) warga Desa Babakan Pangandaran. Bagi Timan, sampah ini adalah berkah. Dia memunguti sampah plastik terutama botol dan gelas plastik untuk dikumpulkan dan dijual. Sepagi itu, dia sudah berhasil mengumpulkan dua karung besar. “Tak usah keliling kampung mencari rongsokan, disini juga banyak,” kata Timan.

Dia juga mengatakan menjelang siang biasanya ada warga lain yang memunguti sampah-sampah kayu untuk dijadikan kayu bakar. “Itu kan banyak sampah kayu dan ranting, nanti ada yang memulung juga untuk dijadikan kayu bakar,” katanya.

Tini (50) warga lainnya menjelaskan tumpukan sampah itu tak pernah ada yang membersihkan. Setelah sampah yang bernilai dipunguti, sisanya dibiarkan di bibir pantai. “Tak pernah ada yang mengurus, nanti juga bersih sendiri,” kata Tini. Tumpukan sampah itu menurut dia akan hanyut kembali terbawa air ke tengah laut. “Dua atau tiga hari lagi juga, pantai akan bersih lagi. Jadi biarkan saja, lagi pula siapa yang mau mengurus sampah sebanyak itu,” katanya.

Pantai Cikidang sendiri berada tak jauh dari pelabuhan pendaratan ikan Cikidang yang terletak di Desa Babakan Kecamatan/Kabupaten Pangandaran. Di kawasan ini juga sudah berdiri bangunan megah akuarium raksasa Piamari (Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute). Kawasan ini telah diproyeksikan menjadi kawasan wisata edukasi perikanan dan kelautan.

Pemerintah pusat telah mengucurkan anggaran pembangunan yang tak sedikit. Pembangunan gedung Piamari menelan biaya tak kurang Rp 93 miliar ditambah biaya pembangunan akuarium raksasa Rp 43 miliar. Namun sayang, hingga kini Piamari tak kunjung beroperasi.

Rencana pembangunan sarana pendukung lainnya seperti penataan jalan dan jembatan akses masuk, area parkir, pemecah gelombang dan lainnya pun tak dilanjutkan. “Wah kalau sudah jadi pasti ramai, pantainya indah. Ada akuarium raksasa, ada politeknik kelautan dan perikanan, ada pelabuhan pendaratan ikan dan pelelangan ikan. Pasti banyak wisatawan, pasti saya juga dagang makin ramai,” harap Tini.