Eks Wamenkeu Memberi Resep Pemulihan Ekonomi di Tengah Corona

Ekonomi057 views

Inionline.id – Mantan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo memberikan usulan resep pemulihan ekonomi nasionalakibat pandemi covid-19. Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional hendaknya berangkat dari ekonomi daerah, bahkan dalam skala lebih kecil yakni desa.

“Solusi pembangunan ekonomi bukan dari top downtop down adalah fasilitas, memberikan instrumen, tapi yang menggerakkan roda ekonomi dari masyarakat bawah, dari ekonomi di daerah,”ujarnya dalam Diskusi bertajuk Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi, Minggu (27/9) malam.

Menurutnya, perekonomian di desa bisa didorong lantaran pemerintah telah memberikan stimulus fiskal berlimpah kepada desa. Misalnya, pemerintah mengalokasikan dana desa sebesar Rp72 triliun pada 2020.

Sebagai catatan, pemerintah mengubah skema penyaluran dana desa menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan proyek padat karya tunai sebagai imbas pandemi.

Saat ini, realisasi BLT Dana Desa tahap pertama mencapai Rp15,4 triliun kepada 8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga bisa memanfaatkan organisasi di desa untuk menggerakkan ekonomi. Meliputi, karang taruna, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), koperasi desa, dan sebagainya.

“Seluruh aktor di daerah kita kembangkan lalu digitalisasi, karena kita sekarang bicara semua tentang digitalisasi dan jangan lupa kembalikan kepada penyuluh, sehingga pemain di desa, karena ini yang penting untuk pergerakan roda ekonomi,” ucapnya.

Selain stimulus dari pemerintah, peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga dinilai bisa menjadi katalisator untuk perekonomian daerah. Menurutnya, jika skema pembangunan desa sebagai mesin penggerak pemulihan ekonomi nasional bisa dijalankan , maka ia meyakini pemulihan ekonomi nasional nantinya lebih inklusif.

“Kalau ekonomi desa, ekonomi rakyat kecil ini memang agak lambat, tapi resilience, kuat, punya akar dan pertumbuhan berkualitas sekaligus mengurangi kesenjangan, kemiskinan berkurang, pengangguran berkurang, dan kriminalitas juga bisa dikurangi,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengamini pernyataan tersebut. Berdasarkan pengamatan OJK, pertumbuhan kredit BPD lebih agresif ketimbang bank umum.

“Kami tidak terlalu khawatir, karena ternyata di daerah ini lebih cepat bisa tumbuh. Kalau kami lihat tren pertumbuhan kredit BPD ini lebih tinggi daripada non BPD, bank umum, jadi kami tidak khawatir,” ucapnya.

Ia menengarai kondisi tersebut terjadi lantaran penyebaran covid-19 di daerah cenderung lebih rendah ketimbang di kota. Oleh sebab itu, aktivitas perekonomian bisa berjalan lebih normal.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga daerah dengan tingkat penyebaran covid-19 rendah agar tidak tertular oleh daerah di sekitar yang memiliki tingkat penyebaran virus lebih tinggi.

“Ternyata, jumlah covid-19 di darah lebih sedikit apalagi dibandingkan DKI Jakarta, sehingga kami punya optimisme di daerah ini bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan kota besar seperti DKI Jakarta,” tuturnya.