Tien Rahmatin: Lulusan Ushuluddin Bisa Bersaing Di Era 4.0

Inionline.id–Tangsel–Fakultas Ushuluddin Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang digelar dari mulai tanggal 9 sampai dengan 12 September 2020 untuk mahasiswa dan mahasiswi baru. Kegiatan ini serentak dilakukan oleh semua Fakultas dan diikuti oleh setiap jurusan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fakultas Ushuluddin yang merupakan Fakultas tertua di UIN Jakarta (red IAIN Jakarta sebelumnya) ini mengangkat tema “Ushuluddin for Science Humanity and Religion” diikuti ribuan mahasiswa yang didominasi alumni-alumni pesantren se-Indonesia.

Kepala Program Studi (Kaprodi) AFI, Dra. Tien Rahmatin, M.A. menjelaskan, bahwa PBAK biasanya dilakukan perkenalan dengan tatap muka, namun mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir, PBAK tahun ini digelar dengan sistem daring (online), dengan kata lain mahasiswa mengikuti kegiatan ini dari rumahnya masing-masing.

“Meskipun demikian, makna dan nilai yang ingin disampaikan kepada para mahasiswa sebagai peserta kegiatan ini tidak berkurang, kita memperkenalkan kultur akademis di UIN Jakarta, khususnya pada setiap fakultas yang mempunyai kehidupan akademik dan kemahasiswaan yang berbeda-beda. Sehingga, setidaknya para mahasiswa tergambar bagaimana dunia baru mereka sebagai seorang mahasiswa,” jelas Bu Tien sapaan akrabnya saat ditemui di ruangannya di lantai 4 Fakultas Ushuluddin, Ciputat, Tangsel, Jumat (11/09/20).

Dalam kesempatan kali ini, Tien Rahmatin sebagai Kepala Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) mengungkapkan, Persebaran alumni AFI dan Ushuluddin hampir merata dalam semua bidang, mulai dari akademisi, birokrat, politisi, penulis, peniliti, wirausaha dan lain sebagainya.

“Ushuluddin lebih dikenal sebagai fakultas pencetak para ulama dan pengkaji ilmu-ilmu agama. Namun nyatanya, fakultas ini melahirkan banyak tokoh dalam segala aspek, diantaranya Komaruddin Hidayat, Zainun Kamal, Amsal Bahtiar, Saiful Mujani, Neng Dara Affiah, Burhanudin Muhtadi, Adi Prayitno, dan lain seterusnya,” jelas Tien yang juga Dosen Filsafat Islam Kontemporer.

Artinya, meskipun kajian dalam Fakultas Ushuluddin hanya berkutat dalam konteks keagamaan yang transendental, selalu memikirkan yang metafisik dan imateri namun nyatanya lulusan Ushuluddin dapat menyesuaikan diri dan menempati semua aspek kehidupan di masyarakat.

PBAK yang dilaksanakan saat ini pihak Prodi AFI mempunyai tujuan menjadikan para mahasiswa mempunyai rasa curiosity tinggi, memilik keimanan yang kuat, rasa kebersamaan sesama umat muslimin, memiliki sikap toleransi dan perilaku yang baik dalam beragama. (Lina).