Praktisi: Pendidikan Militer di Kampus Bukan Kebutuhan Mendesak

Pendidikan157 views

Inionline.id – Praktisi Pendidikan Karakter Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang, Doni Koesoema mengemukakan untuk memupuk cinta Tanah Air bagi mahasiswa tidak harus dengan pendidikan militer. Menurut dia, program pendidikan militer yang rencananya diterapkan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi bukan kebutuhan mendesak mengingat saat ini dunia dalam situasi damai.

“Kita sekarang hidup di zaman damai, bukan lagi zaman perang. Kita dapat membangun perdamaian antara negara menjadi penengah dalam konflik, mengembangkan budaya dan melindungi tradisi sebagai bagian dari cinta Tanah Air tanpa terkait urusan militer,” kata Doni di Jakarta, Kamis, 20 Agustus 2020.

Kementerian Pertahanan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang menggodok aturan agar para mahasiswa bisa mengikuti Program Bela Negara. Salah satunya, dengan memasukkan pendidikan militer dalam Sistem Kredit Semester (SKS) perkuliahan.

Program itu ditujukan untuk pengembangan sumber daya manusia, khususnya generasi muda. Harapannya, para generasi muda diharapkan memiliki rasa cinta Tanah Air.

Doni menjelaskan, apabila model pendidikannya nanti dengan memberikan ruang kepada militer untuk datang mengajar di kampus, artinya itu sama seperti mata kuliah lain yang tidak ada latihan baris-berbaris.

“Kalau seperti itu malah tidak berguna, karena sudah terwakili oleh mata kuliah Pancasila. Jika pendidikan militer dalam arti pengajaran tentang ke-Indonesia-an, militer bukan porsinya mengajar di kampus karena sudah ada pendidikan pancasila yang wajib dipelajari dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi,” tambahnya.

Pemerintah diminta tidak perlu mengikuti kebijakan negara lain yang memiliki peraturan wajib militer, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, maupun Italia dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta rakyatnya terhadap negara. Skema yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan rasa nasionalisme generasi muda dengan melalui pendekatan budaya, seni, bahasa maupun ilmu pengetahuan, karena Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman tinggi.

“Untuk memupuk cinta terhadap negara tidak harus dengan militer. Kita tidak perlu belajar dari negara lain. Kita hanya perlu belajar dari pengalaman kita sendiri dimana Indonesia tanpa militerisme bisa maju dan berkembang,” kata Doni.