Ini 5 Instruksi Jokowi dari Promosi Masker hingga Peluang Jual Vaksin Corona

Headline, Nasional157 views

Inionline.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat penanganan virus Corona (COVID-19) dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Jokowi memberikan sejumlah arahan.

Rapat terbatas yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/8/2020) dimulai sekitar pukul 10.45 WIB. Saat memberikan pengantar, Jokowi mengenakan masker berwarna hitam sembari melihat data pada tabletnya.

Jokowi mengingatkan kepada Komite Jokowi menekankan pentingnya gas dan rem dalam penanganan Corona dan pemulihan ekonomi.

Jokowi menyebutkan, beberapa negara di Eropa dan Asia menunjukkan kembali peningkatan kasus virus Corona. Hal inilah yang menjadi perhatian Jokowi dalam penanganan virus Corona.

“Ada tingkatan kasus besar di negara-negara Eropa, terakhir Spanyol, Perancis, Jerman, di Asia ada India, Filipina, Iran, Bangladesh, Nepal, Korea Selatan. Perlu diwaspadai sehingga tidak kehilangan kendali atas manajemen yang ada dalam menangani, utamanya di daerah atau di pusat,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyoroti promosi penggunaan masker yang belum kelihatan hingga peluang menjual vaksin anti-virus Corona.

Berikut 5 instruksi Jokowi dari promosi masker hingga peluang jual vaksin Corona:

Promosi Pakai Masker Belum Kelihatan

Jokowi menilai promosi pemakaian masker masih kurang. Padahal, pemakaian masker adalah kunci pencegahan penularan Corona sebelum vaksin tersedia.

“Saya juga di rapat yang lalu berbicara mengenai kedisiplinan masyarakat yang ini menjadi kunci bagi pengendalian COVID. Saya melihat urusan promosi untuk pemakaian masker belum kelihatan setelah habis rapat itu,” kata Jokowi.

Jokowi belum melihat promosi gencar pemerintah untuk memakai masker, baik di media maupun secara langsung lewat pembagian masker. Dia meminta hal ini jadi perhatian.

Dia memerintahkan agar promosi pemakaian masker dipercepat. Selain ajakan, Jokowi mendorong pembagian masker.

Jika Ingin Komentar Corona, Konsultasi ke Wiku

Jokowi menyoroti komunikasi publik pejabat pemerintah terkait penanganan COVID-19
di Indonesia. Jokowi mengungkapkan pernyataan pemerintah yang tidak jelas menyebabkan informasi yang ditulis di media asing tidak baik.
“Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, ini yang karena komunikasi kita yang tidak firm, tidak gamblang, tidak jelas sehingga mereka yang tulis sering hal-hal yang tidak baik,” kata Jokowi

Jokowi meminta tak semua pejabat menyampaikan pernyataan berkaitan dengan COVID-19. Jika ingin mengeluarkan statement, para pejabat harus berkonsultasi dulu dengan juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito.

“Oleh sebab itu, saya minta setiap ingin statement urusan berkaitan dengan COVID betul-betul ditanyakan terlebih dahulu dikonsultasikan lebih dahulu dengan yang namanya Prof Wiku sehingga tidak semua berkomentar dan itu yang diambil oleh mereka dari statement yang dari kita berbeda-beda, hati-hati tolong satu itu aja,” ujar Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan satgas di daerah untuk terus bekerja keras. Jokowi meminta ada keseimbangan antara penanganan COVID dan pemulihan ekonomi.

Bicara Sorotan Media Asing dan Komunikasi Tim Tidak Gamblang

Komunikasi pemerintah mengenai penanganan virus COVID-19 di Indonesia disorot Jokowi.

Jokowi mengatakan, media asing kerap memberitakan hal yang cenderung negatif karena masalah komunikasi publik dari pemerintah.
“Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, karena komunikasi kita yang tidak firm, tidak gamblang, tidak jelas sehingga yang mereka tulis itu sering hal-hal yang tidak baik,” kata Jokowi.

Karenanya, Jokowi meminta semua hal berkaitan penanganan virus Corona dikonsultasikan dengan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.

Dengan demikian, Jokowi berharap pemerintah bisa satu suara dalam komunikasi publik mengenai penanganan virus Corona.

Minta Data Bantuan Selesai Medio September

Jokowi meminta data penyaluran bantuan kepada masyarakat di tengah pandemi virus Corona selesai pada pertengahan September 2020.

“Skema cash transfer, bantuan langsung ke masyarakat, saya minta untuk dipercepat, Pak Menko PMK,” kata Jokowi.

Jokowi menuturkan sebenarnya sudah banyak bentuk bantuan yang diberikan ke masyarakat. Ada BLT desa, bantuan sosial tunai, bantuan pangan nontunai, hingga banpres produktif dan subsidi gaji karyawan. Dia meminta semuanya dipantau.

“Ini betul-betul diikuti agar ini yang paling banyak terkendala adalah urusan data, urusan nomor akun di bank. Ini yang agak menghambat kita,” ujarnya.

“Saya harap pertengahan Agustus sampai pertengahan September itu sudah selesai,” tegas Jokowi.

Buka Peluang Jual Vaksin Corona

Jokowi membuka peluang untuk menjual vaksin COVID-19 ke negara lain jika nantinya vaksin yang dimiliki Indonesia lebih dari yang dibutuhkan. Jokowi mengatakan saat ini banyak negara yang belum siap dengan vaksin COVID-19.

Jokowi awalnya mengatakan bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam proses pencarian vaksin Corona.

“Menurut saya track kita ini sudah betul baik tahapan mencari vaksin, negara lain belum cari vaksin, kita sudah ke sana ke sini untuk mencari vaksin,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki komitmen 290 juta vaksin COVID-19 sampai 2021 nanti. Jumlah itu merupakan gabungan dari vaksin yang diproduksi di dalam negeri dan luar negeri.

“Tadi saya sudah mendapatkan laporan dari bu Menlu, Pak Menteri BUMN sampai 2021 kita sudah kurang lebih mendapat komitmen 290 juta, itu sebuah yang besar sekali, negara lain mungkin satu dua juta belum, kita sudah 290 juta baik yang diproduksi di sini maupun yang nanti akan diproduksi di luar. Saya kira ini berita yang sangat bagus dan kita harapkan dengan perbaikan komunikasi yang baik tadi confident market, confident dunia usaha betul-betul bisa kita berikan ke mereka,” papar Jokowi.

Barulah Jokowi menyampaikan soal kemungkinan Indonesia menjual vaksin ke negara lain. Menurut Jokowi, negara-negara di ASEAN saja belum tentu memiliki vaksin COVID-19 sebanyak Indonesia.

“Sampai akhir 2020 kita akan dapat berapa 20-30 juta sampai akhir tahun ini kemudian sampai akhir 2021 kira-kira jumlahnya 290 juta. Ini jumlah yang sangat besar sekali sehingga nanti saat vaksin merah putih kita ketemu kita bisa produksi lebih banyak dan kalau memang apa yang kita miliki berlebih dari yang kita gunakan ya nggak apa-apa dijual ke negara lain. Karena di ASEAN saja saya lihat belum ada yang siap dengan vaksin sebanyak yang tadi saya sampaikan,” ujar Jokowi.