UTBK Berakhir, 600 Peserta di ITS Dinyatakan Gugur SBMPTN

Pendidikan257 views

Inionline.id – Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah berakhir pada Sabtu, 25 Juli 2020. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengakhiri pelaksanaan UTBK tahap kedua tersebut dengan lancar.

Direktur Pendidikan ITS, Siti Machmudah mengatakan, jumlah total peserta UTBK yang mengikuti ujian di ITS sebanyak 13.980 peserta. “Ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama sejumlah 6.730 peserta dan tahap kedua berjumlah 7.250 peserta,” jelas Siti dikutip dari laman ITS, Minggu, 26 Juli 2020.

Machmudah juga menerangkan, bahwa dalam pelaksanaan UTBK di ITS terdapat beberapa peserta yang tidak bisa mengikuti ujian. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain karena hasil tes covid-19 yang reaktif dan alasan yang tidak diketahui.

“Untuk tahap pertama sendiri terdapat 564 peserta dengan 119 di antaranya reaktif, sedang untuk tahap kedua ini terdapat 600 peserta yang tidak mengikuti ujian,” imbuhnya.

Dosen Teknik Kimia ITS ini juga membeberkan, untuk peserta UTBK yang tidak mengikuti tahap kedua ini dinyatakan gugur, termasuk yang dinyatakan reaktif. Karena belum ada prosedur relokasi pemindahan jadwal ujian dari pusat.

“Bagi peserta yang dinyatakan reaktif tahap kedua tersebut secara otomatis dinyatakan gugur untuk mengikuti UTBK dan tidak lolos SBMPTN,” tegasnya.

Terkait evaluasi pelaksanaan UTBK, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Adi Soeprijanto menuturkan, dari sisi peserta bisa dikatakan kehadiran peserta mengikuti UTBK di ITS sebesar 90 persen. Hal ini disebabkan karena masih adanya faktor-faktor di luar kendali panitia seperti peserta reaktif covid-19. Namun Adi mengatakan, peserta reaktif ini berhasil ditangani dengan baik oleh ITS.

Peserta-peserta reaktif pada tahap pertama dan kedua oleh ITS selalu dilaporkan ke panitia pusat untuk dilakukan pendataan. Hal ini dimungkinkan untuk diberikan relokasi pemindahan jadwal ujian sembari peserta melakukan karantina mandiri selama 14 hari bagi peserta tahap pertama.

“Untuk peserta reaktif ini sendiri sebetulnya sudah menurun di tahap kedua dibandingkan yang tahap pertama,” tambahnya.

Selain itu, Adi memaparkan, bahwa pelaksanaan UTBK di ITS sudah menerapkan dan memegang teguh protokol kesehatan. Dari peserta, panitia, maupun pengantar sudah mematuhi dan menaati protokol yang telah dibuat ITS.

“Meskipun di tahap pertama para pengantar masih kurang tertib, namun di tahap kedua ini sudah lebih baik dengan tidak terjadi antrean panjang,” ungkap guru besar Teknik Elektro ini.

Adi menambahkan, ITS juga sudah memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik. Mulai dari penyediaan rapid test gratis bagi peserta, pengecekan kondisi kesehatan panitia dan pengawas dengan rapid test, penyediaan masker dan sarung tangan bagi peserta yang tidak membawa, pengecekan peserta di titik check point, hingga sterilisasi ruangan yang dilakukan secara berkala.

“Hal ini kami lakukan sesuai standar dan SOP yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Sebelumnya, ITS melalui keputusan panitia pusat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) akan memberi kesempatan bagi 119 peserta yang reaktif di tahap pertama untuk mengikuti ujian pada tahap ketiga. Ujian tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2020 bertempat di kampus ITS.

“Untuk tahap ketiga ini prosedur dan pelayanannya sama dengan tahap pertama dan kedua, sebab pesertanya merupakan limpahan dari tahap pertama,” terangnya.

Di akhir, Adi menyampaikan, para peserta yang sudah mengikuti ujian diharap untuk menunggu hasil olahan data UTBK yang dilakukan pihak LTMPT. Nantinya peserta bisa melihat pengumuman hasil UTBK pada tanggal 20 Agustus 2020.

Setelah tahap tersebut, barulah akan diumumkan lolos tidaknya ke Perguruan Tinggi pilihannya.
Adi juga berpesan bagi peserta tahap kedua yang dinyatakan gugur, bukan berarti mereka kehilangan kesempatan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri.

Menurutnya, masih ada program-program selain SBMPTN yang masih bisa diikuti seperti program Seleksi Kemitraan dan Mandiri (SKM), Vokasi dan International Undergraduate Program (IUP).

“Jadi bukan semata-mata hilang kesempatan untuk berkuliah, tetapi ITS dan kampus-kampus lain masih menyediakan kesempatan untuk masuk Perguruan Tinggi pilihannya melalui jalur lain,” pungkasnya.