Menanggapi Isu Reshuffle, Politikus PKB Menilai 3 Menteri Ini Layak Diganti

Politik157 views

Inionline.id – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menyinggung tiga nama menteri yang pantas di-reshuffle. Hal ini butut dari kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mimpin rapat terbatas di Istana Negara, pada 18 Juni lalu.

Maman mengatakan, tiga nama menteri yang dianggap harus di-reshuffle karena kinerjanya dinilai kurang baik adalah pertama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Nah kalau pun menteri-menteri yang harus diganti, sebenarnya publik sudah sangat tahu. Ada beberapa menteri yang pantas menjadi kiai malah jadi menteri. Menteri kesehatan maksudnya,” katanya dalam diskusi daring bertajuk ‘Menanti Perombakan Kabinet’, Sabtu (4/7).

Kedua, Maman menyinggung salah satu Kementerian yang mengajukan anggaran tambahan saat masa pandemi Corona atau Covid-19. Tetapi anggaran tersebut justru tidak menyentuh atau membantu warga terdampak pandemi.

“Bayangin ada Kementerian mengajukan anggaran tambahan di situasi pandemi, kita sisir programnya tidak satupun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kementerian Agama. Kementerian Agama itu tidak punya sense of crisis pandemi,” tegasnya.

“Saya bilang yang paling terdampak selama pandemi ini adalah kelompok ustaz, kiai dan habaib. Ada beberapa yang datang ke rumah, kang Maman saya 70 pengajian batal. Berarti tidak bisa bayar cicilan mobil dong kiai, saya bilang. Tetapi saya memperhatikan kiai, guru ngaji, imam masjid. Kalau mereka dipegang negara, ini bisa menjadi ujung tombak sebagai pemimpin informal yang bisa mensosialisasikan tentang bahaya Covid-19. Gara-gara tidak dilibatkan, seorang ibu pulang dapat bantuan Covid saya tanya, bu dapat berapa? 600 kang Maman. Program Covid. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi, kang. Covidnya tetap sehat, sejahtera, kan gila. Kegagalan melakukan edukasi politik seperti itu,” bebernya.

Ketiga adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. “(Yang pertama) Menteri kesehatan. Kalau saya melihat menteri agama lebih di programnya. Kalau yang lebih penting menteri kesehatan menurut saya. Menteri pendidikan itu harus sangat dibawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, malah terjadi lost education,” pungkasnya.