Tumpahan Minyak di Rusia Beresiko Mencemari Samudera Arktika

Internasional957 views

Inionline.id – 

Gambar ini menunjukkan tumpahan minyak solar di sungai Ambarnaya, di luar dari kawasan Norilsk di RusiaPemerintah mengatakan pembendungan minyak tak akan mampu membendung meluasnya tumpahan minyak. (AFP)

Tumpahan minyak solar di wilayah utara Arktika Rusia telah mencemari Danau Pyasino dan berisiko menyebar ke Samudera Arktika, kata seorang pejabat senior Rusia.

Tim gawat darurat mencoba untuk membendung tumpahan minyak, yang diketahui telah menyebar sejauh 12 kilometer di utara Norilsk dari tangki yang tenggelam.

Ini merupakan insiden terburuk di era modern di kawasan Arktika Rusia, kata pegiat lingkungan dan pejabat.

Insiden tumpahan minyak ini berawal pada 29 Mei.

Sebanyak 21.000 ton minyak ini mencemari sungai Ambarnaya dan lapisan tanah di sekitarnya.

Sebelumnya, para penyelidik meyakini tenggelamnya tangki minyak di dekat Norilsk disebabkan mencairnya lapisan es, yang membuat perangkat pendukung tangki melemah.

Kawasan Arktika mengalami peningkatan suhu udara yang tak biasa, kemungkinan sebagai gejala dari pemanasan global.

Pembangkit listrik, tempat tangki minyak tenggelam dioperasikan oleh anak perusahaan Norilsk Nickel, produsen nikel dan logam mulia jenis paladium terkemuka dunia.

Pembersihan tumpahan minyak dari sungai, 7 Juni 2020Tumpahan minyak saat ini mengancam area hutan belantara Arktika yang besar dan masih asli (EPA)

Danau Pyasino merupakan cekungan dari Sungai Pyasina, yang selanjutnya mengalir ke Laut Kara, bagian Samudera Arktika. Pada periode Oktober – Juni, sungai ini biasanya membeku.

“Tumpahan minyak telah masuk ke Danau Pyasino,” kata Gubernur wilayah Krasnoyarsk, Alexander Uss.

“Ini merupakan danau yang indah dengan panjang 70 kilometer. Secara alami, menjadi tempat hidup yang baik untuk ikan dan biosfer,” katanya seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

“Saat ini sangat penting untuk mencegah (tumpahan minyak) masuk ke Sungai Pyasina, yang akan mengalir ke utara. Ini harusnya bisa dilakukan.”

Tim pembersih telah mengangkut sebanyak 23.000 meter kubik tumpahan minyak, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, RIA Novosti.

Pencemaran “akan memiliki dampak negatif terhadap air sebagai sumber kehidupan, pada hewan yang mungkin meminum air ini, terhadap tumbuhan yang tumbuh di tepian sungai,” kata aktivis Greenpeace Rusia, Vasily Yablokov.

Greenpeace menyandingkan peristiwa ini dengan petaka Exxon Valdez di Alaska pada 1989.

Map

Jaksa penuntut telah memerintahkan pemeriksaan di “instalasi berbahaya” yang di bangun di atas lapisan tanah beku yang berada di bawah titik nol derajat celsius (permafrost).

Keterlambatan laporan peristiwa ini telah membuat Presiden Vladimir Putin dan Direktur Pembangkit Listrik, Vyacheslav Starostin, marah.

Komite Investigasi Rusia menyatakan kasus pencemaran lingkungan ini sebagai kasus kriminal, dan adanya dugaan kelalaian.

Apa itu permafrost?

Istilah ini merujuk pada tanah yang membeku dengan suhu berada di titik nol derajat celsius secara berkelanjutan selama dua tahun atau lebih.

Sebanyak 55% wilayah Rusia, terutama Siberia, adalah permafrost yang merupakan sumber minyak dan gas.

Laporan tahun 2017 dari Dewan Arktik, sebuah forum internasional termasuk Rusia, memperingatkan pemanasan global dan mencairnya lapisan es telah membuat pondasi permafrost tidak dapat lagi seperti pada tahun 1980an.

Laporan terbaru dari kantor berita Bloomberg menyebutkan, infrastruktur minyak Rusia telah memperhitungkan dampak dari perubahan iklim: tangki penyimpan minyak di Semenanjung Yamal, misalnya, dipasang di atas pancang.

Tumpahan minyak tersebut telah menjadi hamparan merah tua di Sungai Ambarnaya.

Gambar ini menunjukkan tim bekerja untuk menyedot minyak dari sungai Ambarnaya.
Para ahli memperingatkan bahwa operasi pembersihan akan penuh dengan tantangan. (AFP)

Dalam sebuah pernyataan, Perusahaan Norilsk Nickel mengatakan insiden ini telah dilaporkan dengan cara “tepat waktu dan wajar”. Perusahaan berjanji akan membayar operasi pembersihan tumpahan minyak yang diperkirakan mencapai US$146 juta.

Norilsk dikenal sebagai sumber titik polusi, hal ini disebabkan kontaminasi dari aktivitas industri yang mendominasi kota tersebut.

Pada 2016, Norilsk Nickel mengakui bahwa ada sebuah kecelakaan di salah satu pabriknya yang menyebabkan sungai di dekat kawasan tersebut berubah warna menjadi merah.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup untuk wilayah Krasnoyarsk, Yulia Gumenyuk mengatakan proses pembendungan minyak telah gagal untuk menahan laju pencemaran ke bagian hilir.

“Kita bisa melihat penumpukan tumpahan minyak di luar area yang telah dibendung,” katanya.