Skenario Pembukaan Sekolah di Jakarta

Pendidikan057 views

Inionline.id – Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah skenario terkait wacana membuka sekolah kembali. Rencananya, sekolah di Jakarta akan kembali dibuka pada Juli.

“Hari pertama sekolah dengan mempertimbangkan kebijakan baik dari pusat maupun daerah yang kami siapkan di tanggal 13 Juli 2020,” kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Kamis, 14 Mei 2020.

Ada tiga skema disiapkan. Pertama, sebagian sekolah dibuka dan seluruh siswanya bisa mengikuti kegiatan kelas tatap muka. Kedua, sebagian sekolah dibuka, dan sebagian siswa bisa belajar di sekolah.

“Ketiga di semua sekolah, sebagian siswa belajar di rumah. Dengan kami memberikan beberapa hal pengamatan dan kesiapan,” terangnya.

Ia memastikan pembukaan sekolah memperhatikan kesiapan sekolah dan guru. Selain itu, dengan dasar pertimbangan lingkungan di sekitar sekolah. “Apakah itu sudah aman, baik internal dan lingkungan sekitarnya apakah masih berada di zona merah, dan lain-lain,” ujarnya.

Tak kalah penting, kata dia, adalah memastikan kesiapan sanitasi di sekolah. Mulai dari alat pelindung diri masing-masing, sampai penerapan protokol kesehatan. “Termasuk sterilisasi ruangan dan pengaturan ruang pembelajaran,” kata Nahdiana.

Menurut dia, guru juga harus sudah dinyatakan sehat dan lingkungan tempat tinggal sudah dinyatakan aman untuk kembali bersekolah. Yang juga menjadi perhatian juga lanjutnya adalah kesehatan siswa dan orang tua.

“Apakah siswa dan keluarganya sehat, serta aman. Lalu lingkungan rumah aman. Lalu perjalan ke sekolah juga aman,” jelas dia.

Nahdiana mengatakan, orang tua juga harus siap untuk mendampingi anaknya lebih lama. Sebab, tidak semuanya dipastikan langsung kembali ke sekolah, dan perlu belajar dari rumah.

“Di masa transisi sebagian sekolah di rumah, sebagian sekolah di sekolah ini seperti pembelajaran jarak jauh. Peran orang tua menjadi sangat penting untuk dipastikan kesiapannya,” kata Nahdiana.

Menurut dia, masa transmisi kegiatan belajar mengajar berlangsung sekitar dua bulan. Dengan pengaturan pekan pertama sekolah hanya masuk satu hari, dan selebihnya siswa belajar di rumah secara bergantian.

“Dengan harapan 14 hari siklus tadi sudah bisa dilihat untuk melihat kesiapan-kesiapannya. Lalu pada masuk siklus dua di mana dua minggu belajar di sekolah dan dua minggu di rumah juga secara bergantian,” terangnya.

Disdik juga menyiapkan skema masuk sekolah bergantian satu minggu sekali. Apabila sudah aman, maka sekolah kembali normal, dan masuk setiap hari.

“Dimulai Mei ini kami sudah mulai mempersiapkan dan merencanakan. Lalu Juni kami akan merencanakan sosialisasi dan kami berharap kondisi ini segera berakhir dan kita bisa mengimplementasikan kegiatan ini di bulan Juli,” tandasnya.