Konsep Hunian Untuk Menekan Gaya Hidup Konsumtif

Inionline.id – Pada umumnya, pemilik dari bangunan ini membangun rumahnya dengan konsep hunian bertingkat yang berlokasi di lahan sempit. Konsep dari hunian ini sendiri bertujuan untuk menekan gaya hidup konsumtif masyarakat dengan rentang umur milenial yang biasa memiliki gaya hidup konsumtif.

Arsitek dari Studio Akanoma Yu Sing menilai, semakin kecil ukuran rumahnya, maka semakin luas ruang sisa yang tersedia. Ia juga mengatakan bahwa semakin kecil rumahnya, maka lahan yang ada pun akan semakin memberikan ruang sisa yang lebih besar.

Imma Anindyta dari RAW Hause ikut menambahkan jika masyarakat harus menumbuhkan kesadaran bahwa ruang luar atau outdoor juga merupakan bagian dari rumah. Selama ini, banyak orang hanya melihat ruang indoor atau ruangan di dalam bangunan sebagai bagian dari hunian mereka.

“Sehingga yang perlu diubah adalah paradigma bahwa rumah adalah ruang dalam atau indoor,” ucap Imma. Padahal, jika ruang luar dikelola dengan baik, maka dapat memberikan manfaat bagi pemilik rumah.

Seperti area outdoor dimanfaatkan sebagai lahan hijau dan ditanami dengan berbagai macam jenis tanaman. Selain menyediakan ruang hijau bagi pemilik rumah, jika diterapkan dalam skala besar di banyak rumah, maka bisa menjadi paru-paru kota. “Misalkan kita menyediakan ruang hijau satu plot lahan saja, kalau itu dimodifikasi menjadi sekian ratus rumah atau sekian ribu rumah, itu bisa menjadi paru-paru kota,” kata Imma.

Selain itu, sebuah rumah mikro tak hanya terdiri dari satu bangunan. Namun, model rumah ini juga bisa diterapkan untuk beberapa bangunan dalam satu lahan. Adapun aplikasinya bisa mengadopsi rumah adat Bali. Masyarakat adat Bali tinggal dalam bangunan-bangunan yang terpisah, tetapi masih dalam satu lahan.

“Kita bisa juga menggambarkan atau membayangkan rumah mikro seperti itu,” tutur dia. Menurut Imma, bangunan-bangunan kecil tersebut dapat digunakan sebagai hunian untuk anggota keluarga lainnya dan dihubungkan dengan konektor.

Selain itu, ia juga menambahkan jika “Smaller means more manageable,” dan ia juga menjelaskan bahwa semakin kecil ukuran rumah maka semakin mudah untuk dikelola. Terlebih dalam masa pandemi atau isolasi. Dus, ketika sebuah keluarga berada di dalam rumah selama masa isolasi atau selama bekerja dari rumah.

Kendati demikian, Imma juga menilai bahwa semakin kecil rumah tentu saja kebutuhan untuk menjaga kebersihannya pun tidak serumit membersihkan rumah yang memiliki ukuran besar. Itulah mengapa baginya hunian micro house ini sangat manageable.