Begini Tips Tepat Berolahraga saat Bulan Puasa

Kesehatan057 views

Inionline.id – Banyak orang takut berolahraga saat puasa karena bisa membuat tubuh lemas dan dehidrasi. Padahal kebugaran tubuh sangat penting dijaga dengan berolahraga di saat seperti ini.

dr. Michael Triangto, SpKO, Sport Medicine Specialist mengatakan walau ada keterbatasan ruang, gerak, dan peralatan, olahraga di rumah harus tetap dilakukan. Begitu pun ketika kita puasa, justru olahraga dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

“Kadar gula saat puasa menurun, membuat mudah mengantuk dan lemas. Nah, solusinya adalah olahraga agar tubuh tetap bugar,” ujar dr. Michael.

Namun, dr. Michael mengatakan saat puasa intensitas olahraga harus diperhatikan. Jika olahraga terlalu berat justru akan menurunkan imunitas tubuh sehingga membuat tubuh dehidrasi, lemas, dan dapat meningkatkan risiko tertular infeksi virus dengan mudah.

“Saat puasa bisa melakukan olahraga dengan intensitas sedang yang dapat menjaga daya tahan tubuh. Sebab saat puasa tubuh akan kekurangan cairan. Semakin berat olahraga, justru bukan semakin sehat,” tambahnya.

Olahraga yang Bisa Dilakukan

Olahraga saat puasa dapat memanfaatkan peralatan yang ada di rumah seperti meja, dinding, lantai, atau kasur. “Jadi bisa memanfaatkan peralatan rumah seperti lantai bisa untuk pushup, squat. Bisa juga olahraga lunges. Bisa naik turun tangga di rumah,” ujarnya.

Senam aerobik juga bisa dilakukan, namun perlu diingat jangan sampai nafas terengah-engah. Jika sudah terengah-engah dan bicara terbata-bata itu bisa menjadi tanda olahraga sudah berat.

dr. Michael mengatakan saat olahraga bisa memerhatikan konsep FITT,

Frekuensi: 3-5 kali seminggu

Intensitas: Olahraga ringan

Type: Aerobik dan anaerobik

Time: 30 menit dalam sehari.

Saat puasa, dr. dr. Michael menyarankan untuk melakukan olahraga sebelum buka puasa atau sekitar jam 17;00.

“Saat olahraga harus mengetahui tingkat kemampuan diri sendiri dan kesehatan. Jadi bisa bertahap, kalo tidak kuat 30 menit bisa 15 menit dahulu. Pokoknya jangan sampai setelah olahraga menjadi pusing, mual, lelah berlebihan, nafas terengah-engah, dan bicara terbata-bata,” tandas dr. Michael.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *