Mayoritas Penderita Kanker Didominasi Usia Produktif

Kesehatan257 views

Inionline.id – Kepala Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Johan Kurnianda, mengatakan jumlah mayoritas penderita kanker di Indonesia didominasi oleh usia produktif.

“Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara Kaukasia, dimana penyakit kanker ditemukan pada usia lanjut”, kata Johan saat konferensi pers yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik  Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) Cabang Yogyakarta dengan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) di Yogyakarta.

Johan menjelaskan rentang usia orang yang terkena kanker payudara di negara-negara Kaukasia adalah 60 tahun. Sedangkan kanker usus 65 tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia, dimana rentang usia terkena kanker usus pada 45-50 tahun. “Sedangkan, kanker payudara 10 tahun lebih muda”, ujar Johan.

Kendati demikian, menurut Johan, terdapat faktor pola risiko yang berbeda antara masyarakat Indonesia dan masyarakat negara-negara Kaukasia. “Kanker usus di ras Kaukasia diakibatkan terlalu makan banyak daging. Sedangkan Indonesia berbeda”, jelas Johan.

Pola risiko pada masyarakat Indonesia masih dikaji lebih lanjut, sekalipun faktor gaya hidup juga mempengaruhi.

Akibat kurangnya aktivitas fisik

Kanker merupakan salah satu bentuk Penyakit Tidak Menular (PTM). Tren kematian yang disebabkan PTM terbesar pada 2015 yakni 57 persen, berbanding terbalik dengan kematian akibat penyakit menular 30 persen. Sedangkan akibat faktor kecelakaan 15 persen.

“Faktor penyebab kematian akibat PTM ini salah satunya 26,1 persen dipengaruhi oleh kurangnya aktifitas fisik”, tutur Johan.

Selaras dengan hal ini, pakar dalam aktivitas fisik, psikososial onkologi/kanker dari Universitas Leeds Inggris,  Shaunna Burke, menjelaskan aktivitas fisik penting dalam pencegahan terapi untuk pasien kanker. “Ada penelitian terapi aktivitas fisik dapat mengurangi risiko penyakit kanker”, tutur Shaunna.

Terapi aktifitas fisik terhadap pasien kanker dapat menurunkan efek samping secara psikologis seperti depresi dan stres oleh pasien. “Aktivitas fisik berguna agar penyintas kanker dapat menjalani hidupnya lebih optimal,” tutur Shaunna.  Ia menambahkan bahwa aktivitas fisik ringan secara rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *