LIPI Bersama Peternak NTB Pecahkan Tiga Rekor MURI

Inionline.id, 5 November. LIPI mengembangkan konsep good breeding practice yaitu konsep pemuliaan ternak berbasis recording yang baik. “Kami menitik beratkan pada sapi Bali karena jenis ini merupakan asli Indonesia berdasar hasil analisis yang kami lakukan didapatkan keunggulan kualitas genetik pada sapi Bali jantan,” jelas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati. Dirinya menjelaskan, kualitas pakan juga diperhatikan dengan mengembangkan bahan baku lokal yang tersedia di NTB dalam penyusunan ransum pakan pada penggemukan sapi Bali jantan.

Dirinya menjelaskan pakan memegang peranan penting pada penggemukan sapi jantan. “Saat ini kami telah mengembangkan probiotik yang dapat meningkatkan jumlah bakteri baik pada saluran pencernaan sapi sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat gizi pada sapi. Hasilnya, sapi akan lebih cepat gemuk” tutur Enny.  Dirinya juga menjelaskan, LIPI juga memberikan pendampingan pada pengolahan pasca panen produk akhir yaitu olahan daging sapi melalui PT. Gerbang NTB Emas untuk tercapainya  standar good manufacturing practice (GMP) dan memiliki ijin merek dalam negeri (MD).

Selama lima tahun kiprah LIPI di NTB telah dilaksanakan alih teknologi kepada petugas lapang, pemerintah daerah dan juga peternak. “Target untuk membentuk UKM juga telah terwujud yaitu di Sentra Peternakan Rakyat Ridho Ilahi di Lombok Timur dan Ngiring Datu di Lombok Utara,” jelas Enny.

Melalui pendampingan dan pelatihan yang diberikan LIPI, para peternak telah mampu memecahkan tiga rekor Museum Rekor Indonesia (MURI)  yakni recording 2019 ekor sapi menggunakan aplikasi berbasis android selama 3 bulan, inseminasi buatan sperma sexing pejantan yang pertama pada 2019 sapi dengan kriteria SNI , dan produksi silase sebanyak 2019 kilogram oleh 120 peternak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *