Fakta Baru Setelah Hampir Seminggu Sejak Peristiwa Bom Bunuh Diri di Medan

Headline, Nasional157 views

Inionline.id – Seminggu hampir berlalu sejak masyarakat dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) silam.

Peristiwa itu diketahui menewaskan pelaku yang berinisial RMN serta melukai enam orang lainnya.

Menurut keterangan polisi, RMN diduga telah terpapar radikalisme. Sejak kasus itu, polisi terus memburu para terduga teroris yang diduga terkait.

Berikut sejumlah fakta baru perihal peristiwa tersebut yang diungkapkan polisi:

1. 23 Tersangka terkait Kelompok JAD

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, polisi telah menetapkan 23 tersangka terkait ledakan bom bunuh diri tersebut.

“Di Mapolresta Medan sendiri, perlu rekan-rekan ketahui, 23 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,” ungkap Dedi saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Seluruh tersangka diduga terkait dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Y alias Yasir alias Anto.

Selain itu, ke-23 tersangka berbaiat ke pimpinan ISIS dan pernah melakukan latihan militer di Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara.

Salah satu tersangka merupakan pelaku bom bunuh diri yang berinisial RMN dan meninggal saat kejadian.

Tersangka lain yang ditangkap termasuk Y, selaku pimpinan kelompok tersebut. Kemudian, ada pula istri RMN, dengan inisial DA, yang ditangkap.

Para tersangka lainnya yaitu, MAI, MN, AL, AS, F, S (perempuan), DH alias Abu Said, KS alias Abu Munsir, S, S, Z, MFJ, SS, W alias Yunus, DS, IF, DS alias Hendro, AH, NP, dan K alias Khoir.

2. Dua orang tewas

Dari 23 tersangka, dua orang di antaranya tewas saat penangkapan oleh tim Densus 88.

Dedi menyampaikan, keduanya melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam dan air softgun.

“2 orang terpaksa dilakukan tindakan tegas dan terukur oleh aparat Densus 88 dikarenakan pada saat dilakukan upaya penangkapan melakukan perlawanan,” ujar Dedi.

Kedua tersangka dengan inisial NP dan K alias Khoir ditangkap di Medan, Sumut, pada 16 November 2019.

Dedi mengatakan, keduanya berperan sebagai pembuat bom yang digunakan RMN dalam aksi tersebut.

Akibat perlawanan tersebut, seorang anggota Densus 88 mengalami luka akibat terkena sabetan senjata tajam. Saat ini, anggota tersebut dalam perawatan.

3. Empat Tersangka Menyerahkan Diri

Polisi melibatkan keluarga hingga tokoh masyarakat dalam upaya soft approach hingga empat tersangka menyerahkan diri.

“Yang menyerahkan diri ada 4 orang, upaya soft approach bersama Densus 88 dan polda, dan melibatkan tokoh masyarakat, sehingga 4 tersangka penuh kesadaran menyerahkan diri ke aparat keamanan,” ucap Dedi.

Pertama, tersangka berinisial W alias Yunus yang menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, pada Minggu (17/11/2019).

W alias Yunus diduga terkait kelompok JAD pimpinan Y alias Yasir alias Anto. Ia membaiat diri kepada pimpinan ISIS, mengikuti latihan militer, serta menitipkan senjata rakitan ke tersangka lain.

Tersangka kedua yakni DS yang juga menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Perak, pada Minggu (17/11/2019). Perannya sama dengan tersangka W alias Yunus.

Pada hari yang sama, tersangka IF serta DS alias Hendro menyerahkan diri di Medan, Sumatera Utara.

Dedi mengatakan, keduanya berperan membaiat diri kepada pimpinan ISIS, aktif di kelompok JAD pimpinan Y, serta mengikuti latihan militer.

4. RMN Tak Beraksi Sendiri, Bom Dirakit Dua Rekannya

Pelaku bom bunuh diri, RMN, dipastikan tidak beraksi sendiri. Sebelumnya, polisi sempat mengatakan bahwa RMN melakukan aksinya sendiri.

Namun, setelah melakukan investigasi dan pemeriksaan lanjutan, tim Densus 88 mengungkap peran lainnya.

“Tetapi dalam proses investigasinya, pemeriksaan terhadap beberapa orang terdekat tersangka tersebut, baru terungkap siapa-siapa yang berperan untuk mempersiapkan saudara RMN itu melakukan suicide bomber,” tutur Dedi.

Perakit bom yang digunakan RMN adalah NP dan K alias Khoir. Keduanya merupakan tersangka yang tewas setelah aparat mengambil tindakan tegas dengan menembak keduanya karena melawan.

Dari bahan-bahan yang ditemukan, polisi mengatakan, bom tersebut berdaya ledak rendah.

“Semuanya ini adalah low explosive, atau bom yang memiliki daya ledak rendah,” ujar Dedi.

Meski bahan-bahan tersebut memiliki daya ledak rendah, namun tetap dapat berakibat fatal apabila dicampur dengan komponen tajam, misalnya paku.

5. Total 46 Tersangka yang Diamankan

Secara keseluruhan, total terdapat 46 terduga teroris yang diamankan tim Densus 88 pascaledakan bom bunuh diri tersebut.

“Sampai dengan hari ini rekan-rekan, upaya-upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Densus 88 dan jajaran Polda sudah mengamankan atau menetapkan tersangka sejumlah 46 orang, seluruhnya ya,” ungkap Dedi.

Antara lain, di Banten, Densus menangkap empat terduga teroris. Kemudian, tiga orang ditangkap di Jakarta.

Lalu, sebanyak sembilan orang diamankan di Jawa Tengah, enam orang di Jawa Barat, dan 1 orang di Kalimantan Timur.

Namun, Dedi tidak mengungkapkan jaringan para terduga teroris tersebut. Polisi juga masih mendalami keterkaitannya dengan bom bunuh diri di Medan.

Di sisi lain, sebanyak 23 terduga teroris lainnya memang terkait langsung dengan peristiwa bom bunuh diri tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *