3 BUMN Bangun Tiga Hunian Terintegrasi Stasiun

Inionline.id – Sebanyak tiga BUMN melakukan peletakan batu pertama proyek hunian berkonsep transit oriented development atau TOD secara serentak, yaitu di Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembangunan hunian terintegrasi dengan moda transportasi tersebut menyediakan sebanyak 30% dari masing-masing total unit yang diperuntukkan bagi masyarakat MBR yang juga bertujuan memudahkan masyarakat beraktivitas tanpa menggunakan kendaraan pribadi.

“Kami memgutamakan memang masyarakat dapat memanfaatkan transportasi publik sehingga jumlah kendaraan bermotor dapat berkurang, juga mengurangi angka perjalanan, dan polusi tetapi yang paling utama lagi adalah masyarakat mendapatkan hunian yang nyaman, memadai, dan terjangkau harganya,” ujar Rini usai Groundbreaking hunian TOD Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk.

Adapun ketiga BUMN tersebut merupakan Perum Perumnas yang menggarap hunian TOD Stasiun Rawa Buntu, PT Adhi Karya Tbk yang menggarap hunian.

TOD di Stasiun Cisauk, dan PT Hutama Karya yang menggarap hunian TOD di stasiun Jurangmangu. Selain itu, ketiga lokasi tersebut menggunakan lahan milik PT Kereta Api Indonesia.

Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perum Perumnas Galih Prahananto mengatakan proyek hunian vertikal berkonsep TOD di Stasiun Rawa Buntu tersebut diberi nama Mahatta Serpong dibangun di atas lahan seluas 24.626 meter persegi.

Mahatta Serpong akan terdiri atas 6 menara yang dapat menampung 3.632 unit. Pengembangan tahap pertama Mahatta Serpong akan membangun 1 menara apartemen yang diperuntukkan bagi MBR sebanyak 330 unit dan 2 apartemen komersil sebanyak 1.486 unit.

Pembangunan Mahata Serpong akan mulai dilakukan pada akhir 2018 dan diperkirakan akan rampung pada 2020 dengan total investasi keseluruhan proyek mencapai Rp2 triliun.

Galih mengaku telah mengantongi perizinan sehingga sudah dapat melakukan transaksi penjualan dengan harga unit yang dibanderol untuk apartemen komersil dimulai dari Rp350 juta per unitnya.

Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan hunian berkonsep TOD tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 4,6 hektare dengan melalui dua tahapan pengembangan dan menyediakan 30% dari total unitnya untuk MBR dengan harga Rp8 juta per meter persegi.

“Total unit yang akan dibangun oleh PT HK Realtindo di kawasan Stasiun Jurangmangu sebanyak 4.510 unit dan akan terbagi menjadi enam tower, dan Total investasi proyek ini sekitar Rp 2,1 triliun,” ujar Bintang.

Bintang mengatakan pada pengembangan tahap pertama akan melakukan optimalisasi stasiun dan membangun tiga menara apartemen yang dapat menampung sekitar 1.500 unit dengan total investasi tahap pertama sekitar Rp891 miliar.

Selain itu, Bintang mengaku meski telah melakukan peletakan batu pertama, hingga saat ini perizinan hunian terintegrasi Stasiun Jurangmangu masih dalam proses.

“Kami sudah memiliki izin lokasi dan izin groundbreaking tetapi izin inisiasi proyek masih dalam proses. Jadi perizinan masih dalam proses,” ujar Bintang.

Pembangunan rencananya akan dimulai pada semester 1 2019 dan ditargetkan rampung pada 2023. Sedangkan Tahap kedua sekitar 2.300 unit akan dilaksanakan setelah seluruh pembangunan tahap pertama selesai dilakukan.

Sementara itu untuk pengembangan hunian berkonsep TOD Stasiun Cisauk akan digarap PT Adhi Karya Tbk melalui entitas anak perusahaannya PT Adhi Commuter Properti, bertajuk Cisauk Point.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengatakan Cisauk Point dibangun di atas lahan seluas 1,6 hektare dengan total investasi mencapai Rp831 miliar.

“Di Kawasan ini akan dibangun 6 tower dengan 2.641 unit hunian. Tahap pertama, sebanyak 832 unit dengan bauran 300 unit hunian subsidi dan 532 unit non subsidi,” ujar Budi Harto.

Cisauk Point akan terdiri atas 2 menara hunian bersubsidi, yaitu tower Jasper dan Agate, setinggi 19 lantai dengan jumlah unit mencapai 640 unit dan 4 menara apartemen komersil setinggi 26 lantai akan dikembangkan untuk hunian kelas menengah bawah, dengan total unit 2001 unit.

Cisauk Point dibanderol dengan harga mulai dari Rp285 juta hingga Rp393 juta per unit. Terkait perizinan, Budi mengaku hingga saat ini perizinan IMB masih dalam proses dan ditargetkan akan keluar pada pekan depan.

Selain itu, Budi mengatakan Cisauk Point telah mendapatkan respon yang positif dengan mendapatkan 1.000 NUP yang terdiri atas sekitar 500 NUP untuk apartemen komersil dan sekitar 500 NUP lainnya berasal dari apartemen bersubsidi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *