Inionline.id – Detasemen Khusus 88 telah melakukan penggeledahan di sebuah rumah kontrakan yang ditinggali terduga teroris di Cemani, Sukoharjo pada Ahad 9 Juni 2019. Penggeledahan tersebut terkait dengan kasus bom Kartasura menjelang Lebaran, 3 Juni 2019.
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal Umar, pria yang ditangkap oleh Densus 88 di Lampung. “Dia mengontrak rumah di sini dua tahun terakhir,” Ketua RT 003 RW 021 Waringin Rejo, Cemani, Prabowo Humardani saat ditemui.
Menurut Prabowo, Umar meninggalkan rumahnya itu beberapa hari sebelum Lebaran. “Mudik ke Lampung,” katanya.
Ahad kemarin, Ketua RT itu mendapat kabar Umar ditangkap oleh Densus 88 di Lampung. Pada hari yang sama dengan penangkapan, polisi juga menggeledah kontrakan yang selama ini ditinggali Umar.
Umar bukan warga asli kampung tersebut. “Pendatang dan hanya mengontrak rumah di sini,” Prabowo menegaskan.
Umar tinggal di kampung tersebut bersama dengan istri dan tiga orang anaknya. Selama ini, Umar bekerja sebagai pedagang minyak wangi di Pasar Klitikan Semanggi, Solo. “Dia sangat tertutup dan tidak pernah mengikuti kegiatan warga,” katanya.
Camat Grogol Bagas Windaryanto mengatakan, dalam penggeledahan tersebut Densus 88 menemukan sejumlah barang yang terkait dengan kasusnya. Polisi menyita buku tentang jihad, empat handphone rusak, sim card, dua botol alumunium berisi etanol, saringan besar, ulekan, kain hitam, satu gunting, dan empat buah baterai.
Kapolres Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Iwan Saktiadi membenarkan adanya penggeledahan di salah satu rumah warga di daerah Cemani. “Penggeledahan dilakukan oleh Densus 88,” katanya. Ia mengatakan kepolisian wilayah tidak dilibatkan dalam penggeledahan tersebut.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Densus 88 juga menangkap seorang warga Semanggi, Solo yang bernama Sugeng Riyadi. Pria yang juga pedagang di Pasar Klitikan Semanggi itu ditangkap di jalan saat mengendarai motor di kawasan Mojolaban, Sukoharjo.
“Polisi lantas menggeledah rumahnya,” kata ketua RT 7 RW 5 Semanggi, Supardi.
Menurut Supardi, Sugeng merupakan pria kelahiran daerah tersebut. Berdasar pemberitahuan polisi kepadanya, Supardi menyebut bahwa Sugeng diduga terlibat dalam aksi bom Kartasura.
