Mendikbud: Pola Perekrutan SNMPTN Tidak Adil Melalui Akreditasi Sekolah

Pendidikan057 views

Inionline.Id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, menilai pemeringkatan siswa berdasarkan akreditasi sekolah dalam Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) perlu dibenahi. Menurutnya, pola Perekrutan seperti itu tidak memberi keadilan bagi siswa.

Muhadjir mengatakan, semestinya sistem seleksi di jalur SNMPTN tidak perlu dibatasi dengan kuota. Semua sekolah harusnya berhak mendapat peluang yang sama untuk ikut jalur undangan calon mahasiswa baru tersebut. “Ya, memang semestinya tidak ada kuota. Semua sekolah punya peluang,” katanya.

“Saya juga sudah pesan ke tim yang berhubungan dengan Kemenristekdikti untuk segera menghilangkan pola kuota jalur SNMPTN yang berbasis akreditasi sekolah,” lanjutnya.

Muhadjir mengusulkan agar perekrutan SNMPTN murni berdasar prestasi siswa pada nilai raport. Intinya, landasan utama perekrutan mahasiswa baru jalur SNMPTN harus mengacu pada prestasi individual siswa bukan prestasi sekolah.

“Kalau misal ada pemeringkatan rapot tapi tidak berdasar kuota (akreditasi sekolah) tidak apa-apa. Yang penting itu ditinjau berdasar prestasi individual bukan prestasi sekolah,” jelas dia.

Menurut dia, jalur perekrutan SNMPTN juga tidak hanya dari akademik siswa. Namun juga jalur lain seperti bidang kesenian, olahraga, keterampilan khusus.

Diketahui, berdasarkan pemeringkatan prestasi akademik yang dilakukan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), siswa yang memenuhi syarat diizinkan untuk mendaftar SNMPTN 2019 ialah dengan akreditasi sekolah. Akreditasi sekolah A kuota siswa yang bisa mendaftar SNMPTN adalah 40% terbaik di sekolahnya, akreditasi B 25%, dan akreditasi C dan lainnya 5% terbaik.

Muhadjir juga ingin agar ke depan nilai raport tercantum dalam data pokok pendidikan (dapodik) secara permanen. Sehingga nilai raport tersebut bisa dijadikan acuan dalam SNMPTN.

“Tinggal ngecek di dapodik, termasuk karakter pribadi. Kalau Kemenristekdikti ingin membuka jalur prestasi khusus, tinggal cek siswa yang bakat main bola yang bagus siapa. Dan itu mestinya bisa diakses secara transparan, bersih, karena masuk di dapodik,” kata Muhadjir.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek-Dikti Ismunandar mengatakan, pihaknya perlu mengoordinasikan lebih lanjut mengenai tanggapan Mendikbud atas kuota berdasarkan akreditasi sekolah tersebut. Dia mengatakan, proses seleksi SNMPTN pun tidak bisa langsung diubah sebab tahapan seleksinya tengah berjalan.

“Kami perlu koordinasikan lebih lanjut hal ini. Kita punya waktu untuk tahun depan. Yang sekarang kan sudah jalan,” katanya.

Ismunandar menjelaskan, sistem seleksi pada SNMPTN memang tidak untuk semua siswa. Namun, ada seleksi untuk menjaring siswa yang berprestasi tinggi dan konsisten menunjukkan prestasinya di jenjang SMA, SMK maupun MA. Para peserta inilah yang layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa melalui SNMPTN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *