ITB Masuk Jajaran 200 Perguruan Tinggi Terbaik Se-Asia Pasifik

Pendidikan057 views

Inionline.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) masuk jajaran 200 perguruan tinggi terbaik se-Asia Pasifik versi Times Higher Education (THE) tahun 2019.

THE juga merilis, ITB masuk ranking ke-164 se-Asia Pasifik dalam bidang emerging economies. Metodologi yang digunakan THE adalah aspek citations (30%), industry income (2,5%), international outlook (7,5%), research (30%), teaching (30%).

Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan semua pihak, atas pencapaian tersebut. Keberhasilan itu, kata dia, tak lepas dari peran Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk.

“Pemerintah membantu dalam hal pendanaan dan kebijakan, yang semuanya mengerucut kepada world class university. Saya juga terima kasih kepada kawan-kawan internal di ITB, berkat kerja keras semuanya ini bisa terwujud,” kata Rektor dalam siaran persnya, Senin (25/2/2019).

Kendati begitu, kata dia, tujuan utama majunya sebuah perguruan tinggi bukan hanya diukur pada ranking, melainkan pada proses continuous improvement atau perbaikan berkelanjutan. Semangat itu mestinya menular untuk ke perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan, capaian yang diperoleh harus menjadi tantangan ke depan untuk terus melakukan peningkatan ranking baik dari skala Asia maupun di dunia.

Menurut dia, dalam melakukan pemeringkatan, THE dan QS World Ranking memiliki metodologi yang sedikit berbeda, namun juga memiliki kesamaan.

Misalnya, kesamaan yang menonjol adalah produktivitas dan kualitas dari riset dan publikasinya, sitasi, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen asing.

Kriteria atau metodologi tersebut dipelajari oleh ITB untuk melakukan inisiatif, melaksanakan suatu program yang mendukung pencapaian pada pemeringkatan itu.

“Misalnya kita melakukan program mengundang mahasiswa dari luar negeri untuk stay di ITB selama 2-3 minggu yang instruktur dari ITB dan dari luar. Kemudian kita juga mengundang scientist dari luar untuk stay di ITB dan melakukan riset bersama dengan dosen ITB,” ujarnya.

Saat ini, ITB juga melakukan hibah riset kolaboratif dengan tiga kampus lain yaitu IPB, UGM dan Unair. Dengan riset kolaboratif ini diharapkan mampu meningkatkan publikasi jurnal Q1 dan meningkatkan sitasi ITB.

“Jadi kita mempunyai berbagai program untuk meningkatkan peringkat kita, tapi yang lebih fundamental daripada tujuan meningkatkan rangking, sebenarnya untuk peningkatan kualitas perguruan tinggi itu sendiri. Jadi bukan semata-semata untuk ranking tapi ingin meningkatkan kualitas,” katanya.

Ranking ini, kata dia, bisa untuk meningkatkan reputasi perguruan tinggi di dunia. Termasuk memudahkan ITB berkolaborasi di dunia internasional. Misalnya dalam kolaborasi riset, pendidikan dan inovasi.

Diakui dia, berdasarkan rilis pemeringkatan QS University Ranking 2019, ITB berada di rangking ke-359 dunia dan masuk terbaik kedua di Indonesia. Pada skala Asia, menurut QS World, ITB berada di ranking ke-73.

Adapun jika dilihat ranking by subject, ITB masuk di ranking ke 51-100 untuk Art & Design, dan berdasarkan Graduate Employability Ranking berada di 301-500.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *