Padang, IniOnline.id – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) berkesempatan memberikan kuliah perdana kepada mahasiswa baru tahun 2018 Universitas Negeri Padang (UNP) di Sumatera Barat, Jumat (3/8). Pada sesi tanya jawab, seseorang mahasiswi bernama Rosa, yang berasal dari daerah Gunung Talang, mengutarakan kabar mengenai kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Talang, di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
“Katanya kalau ada geothermal (panas bumi), nanti air yang ada di danau jadi rusak, Pak,” ungkapnya polos.
Menanggapi pertanyaan itu, Arcandra mengungkapkan bahwa panas bumi merupakan salah satu renewable energy (energi terbarukan) dan energi yang ramah lingkungan. “Geothermal adalah salah satu sumber energi yang termasuk paling hijau,” jawabnya.
Ia menambahkan, mahasiswa hendaknya tidak menggunakan kata ‘mungkin’ dan ‘katanya’ dalam berargumen. Mahasiswa harus memiliki ilmu dan informasi yang benar dalam menyampaikan pendapatnya.
“Gunakan data yang benar. Gunakan argumen yang shahih (kuat) kalau dalam hadits itu,” tegas Arcandra.
Secara rinci Wamen ESDM menjelaskan bahwa yang diambil dari geothermal itu merupakan panas dari perut bumi yang dijadikan uap, hingga uap tersebut naik dan kemudian akan men-generate listrik. “Uap air ini kemudian dimasukkan lagi ke dalam tanah, dan tidak akan keluar kemana-mana, itu yang dinamakan dengan siklus tertutup pada geothermal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Arcandra menuturkan panas bumi sebagai salah satu sumber daya alam adalah karunia dari Tuhan dan harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat, khususnya masyarakat sekitar lokasi panas bumi.
“Menurut saya, ini termasuk syukur nikmat, nikmat yang diberikan Allah di Sumatera Barat. Kemudian geothermal itu bisa tidak mensejahterakan rakyat sekitarnya, atau Sumatera Barat pada umumnya, itu yang harus diperhatikan,” tutupnya.(esdm/na)
