Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Sosialisasikan Bahaya Penyakit Kaki Gajah

inionoine.id

Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Kabupaten Bogor dengan mf (mikrofilaria rate) 1.92 termasuk kabupaten yang wajib melaksanakan POPM (pemberian obat pencegahan masal) filariasis selama 5 tahun guna mencapai eliminasi filariasis. Tahun ini merupakan pelaksanaan POPM putaran ke 3, dimana setidaknya 65% dari seluruh penduduk dana atau 85% dari seluruh penduduk sasaran minum obat (2 sd 70th) wajib minum obat agar tercapai eliminasi

 

Tiga spesies cacing filarial yaitu;
1. Wucheria Bancrofti
2. Brugia Malayi
3. Brugia Timori

Cacing tumbuh dan berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar 3 minggu larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk. Lalu nyamuk pembawa mikrofilaria menggigit manusia. Didalam tubuh manusia, bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Setelah dewasa, cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. Hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah di wilayah Indonesia.

Penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan. Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.

 

Gejala klinis penyakit ini adalah :
Gejala klinis Filariais Akut adalah;
Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari
pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
radang saluran kelenjar getah menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

Gejal klinis yang kronis adalah;
pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti)

Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis yaitu bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria.

Cara pencegahan untuk penyakit ini adalah Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk.

 

Pengobatan sudah ditetapkan oleh WHO dalam Kesepakatan Global eliminasi Filariasis tahun 2020 melalui pengobatan massal dengan DEC (Diethyl Carbamazine Citrate) dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya.
Dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ). Pengobatan massal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 %, Secara individual dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.(di)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *